Jumat, 24 Februari 2017

Artikel Penghapusan UN


Masih Pantaskah UN Dipertahankan ???

Oleh : Binti Solikhah*



UJIAN Nasional atau UN merupakan progam pemerintah yang digunakan untuk mengukur kemampuan para pelajar setelah beberapa tahun menerima pelajaran dari guru di sekolah. Namun  progam ini tidak menjamin bisa mengukur kemampuan pelajar secara real. Pasalnya, UN yang semula bisa menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar atau evaluasi pembelajaran, kini justru distribusinya banyak disalahgunakan. Jika sudah melenceng pada tujuan awal, masih pantaskah UN dipertahankan ?

***

            Banyak tokoh yang sepakat untuk penghapusan UN, namun juga tidak sedikit yang menentangnya. Tentu mereka punya dasar atas pendapat mereka. Lantas, masih pantaskah UN dipertahankan ? Pertanyaan itulah yang kini masih menggema di telinga masyarakat Indonesia. Timbulnya tokoh pro dan kontra itulah yang kini menjadi permasalahan UN.

            Namun jika melihat dilema tentang UN yang akan ditiadakan atau tetap dilestarikan, tentu harus ada  alasan-alasan yang harus diperhitungkan. Apakah nantinya jika UN tetap ada memiliki kemanfaatan atau justru sebaliknya sama seperti yang saat ini terjadi. Lalu mengapa progam pemerintah itu lebih pantas dihapuskan saja ? Ada beberapa alasan yang menguatkan hal tersebut.

Menyerahkan evaluasi pendidikan pada setiap daerah

Dengan menyerahkan evaluasi pendidikan kepada tiap daerah, maka hal ini lebih kondusif. Karena mereka lebih bisa menentukan jenis tes yang sesuai dengan para pelajar yang ada di daerahnya. Sebab kualitas pendidikan setiap daerah berbeda-beda. Ada daerah yang kualitasnya tinggi, namun mendapatkan soal ujian yang mudah. Begitupun sebaliknya, ada daerah yang memiliki kualitas pendidikan yang rendah dan mendapatkan soal ujian yang sulit bagi mereka. Agar evaluasi pendidikan  bisa mencapai hasil yang maksimal, maka daerahlah yang bisa mengukur dan menentukan.

Momok bagi para pelajar

Ujian Nasional adalah hal paling menakutkan bagi para siswa menjelang lulus dari sekolah mereka. Pasalnya, ujian inilah yang menentukan mereka bisa lulus atau tidak. Walaupun pada tahun 2015, Ujian Nasional tidak lagi menjadi penentu kelulusan, namun tetap saja para siswa mengalami tekanan yang sangat tinggi pada masa-masa itu.

Pihak sekolah terbebani

Selain menjadi momok untuk para siswa, Ujian Nasional juga menjadi beban sekolah. Hal ini disebabkan karena sekolah harus mempersiapkan dan mencapai target UN. Mengingat UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, menjadikan persiapan ini justru memakan waktu banyak. Padahal pihak sekolah juga harus mempersiapkan anak didiknya agar bisa masuk sekolah lanjutkan yang mereka inginkan.

Banyak terjadi kecurangan

Ujian Nasional yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan justru kini banyak dimanfaatkan sebagai ajang kecurangan. Hal ini karena adanya pihak-pihak yang justru memanfaatkan keadaan sebagai lahan bisnis sementara. Pelaksanaan Ujian Nasional tidak lagi dapat menghasilkan hasil yang real, karena banyak peserta UN yang rela merogoh saku agar bisa mendapatkan kunci jawaban Ujian Nasional.

Tidak meningkatkan kualitas pendidikan

Dengan adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional, maka secara otomatis tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai. Justru pelaksanaan UN menjadikan moral siswa semakin menurun jika ada kecurangan yang dilakukan. Selain itu, dilihat dari tingkat kelulusannya justru juga mengalami penurunan. Seperti berita yang disampaikan oleh www.mediaindonesia.com tingkat kelulusan UN turun 4% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami peningkatan.


Menghabiskan Dana

Ujian Nasional yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan dan banyak adanya kekurangan justru adalah hal-hal yang sia-sia jika tetap dilaksanakan. Pelaksanaan UN membutuhkan dana yang tidak sedikit. Ujian Nasional banyak menghabiskan uang dan fungsinya juga kini semakin tidak jelas. Maka seharusnya uang itu bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih baik bagi pendidikan. Misalnya saja pemerataan pendidikan di Indonesia.

            Adanya permasalahan-permasalahan tersebut maka seharusnya Ujian Nasional harus dihapuskan. Karena pelaksanaannya tidak memberikan dampak yang baik, justru banyak menimbulkan hal-hal buruk. Jika UN resmi dihapuskan, maka ada beberapa rencana dari pemerintah untuk diterapkan.

1.      Penghapusan bersifat sementara, artinya Ujian Nasional bisa saja dilaksanakan setiap saat dan diberlakuakan kembali.

2.      Ujian Nasional diganti dengan ujian akhir. Untuk tingkat SMA, ujian akhir akan diatur oleh tiap provinsi, sedangkan ujian akhir SD dan SMP diatur pemerintah kota/kabupaten. Maka ujian akhir akan diatur dan dievaluasi masing-masing daerah. Karena kualitas pendidikan setiap daerah tidak sama. Maka penyerahan tugas evaluasi pada setiap daerah ini akan lebih maksimal.

3.      Walaupun dipegang masing-masing provinsi/daerah, menurut Pak Muhadjir, pelaksanaan ujian akhir akan tetap dalam pengawasan Badan Standarisasi Nasional. Jadi tetap ada kontrol dan memiliki standar kelulusan.

4.      Keputusan kelulusan tetap ada pada pihak sekolah, berdasarkan prestasi siswa. Ujian akhir hanya menjadi salah satu komponen penilaian.

5.      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan fokus untuk meningkatkan dan melakukan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebab, dari hasil Ujian Nasional selama ini, hanya 30 persen sekolah yang memenuhi standar yang ingin dicapai Indonesia.



Ujian Nasional kini tidak lagi berjalan sesuai dengan tujuan awal dibuatnya. Banyak kecurangan-kecurangan yang timbul dan justru menyebabkan tekanan dari sebagian pihak. Maka, memang sudah seharusnya UN dihapuskan saja dan diganti dengan progam yang lebih menjamin terlaksananya evaluasi pendidikan Indonesia dengan baik. Evaluasi itu bisa dilakukan oleh daerah masing-masing sekolah yang lebih mengerti tingkat kualitas pendidikannya. Dana yang biasa digunakan untuk pelaksanaan Ujian Nasional juga bisa digunakan untuk pemerataan pendidikan di Indonesia. Jadi, evaluasi pendidikan di Indonesia bisa menuai hasil yang memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar